http://gosipgarut-online.com/tak-sediakan-kursi-tunggu-menejemen-bjb-garut-dinilai-arogan.html
Nasabah Bank Jabar Banten (BJB) di Kabupaten Garut belakangan ini banyak mengeluhkan pelayanan bank tersebut yang dianggapnya kurang perhatian terhadap para nasabahnya. Seperti dikatakan Kepala Bidang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kab. Garut, Dida Garnida, menejemen BJB terkesan arogan. Kedaan ini sudah berlangsung sejak terjadi pergantian pucuk pimpinan di bank itu beberapa waktu lalu.
Betapa tidak, dikatakan Dida, rasanya manajemen BJB Garut telah mengabaikan pelayanan terhadap nasabahnya. Salah satu sikap yang dianggap arogan itu, dibuktikan dengan menghilangkan tempat duduk yang ada di ruang tunggu. Akibatnya, para nasabah terpaksa harus berdiri pada saat menunggu antrean.
Dida juga menyesalkan terhadap menejemen BJB yang dinilainya kurang respon terhadap program pemerintah, dalam hal ini Pemkab Garut. Salah satunya dalam mengucurkan Kredit Usaha Kecil (KUR). Selain tidak adanya sosialisasi, BJB juga dinilainya menerapkan suku bunga yang cukup tinggi.
“Padahal Pemkab Garut merupakan salah satu investor yang menyimpan saham terbesar di BJB. Jika menejemen BJB tidak merubah kebijakannya, maka tidak tertutup kemungkinan bank milik pemerintah ini akan ditinggal pergi para nasabahnya,” kata Dida.
Dari pantauan di lapangan, diketahui banyak nasabah BJB Kab. Garut yang duduk pada tangga di depan pintu utama karena di dalam ruang tunggu tidak disediakan tempat duduk. Sementara, ruang tunggu tampak lengang. Di depan teller hanya dipasangi pita berwarna biru, tak ubahnya seperti police line. Sedangkan tempat duduk hanya dipasang pada ruang tunggu pada bagian costumer service dengan kapasitas yang kurang memadai.
Hal inilah yang membuat para nasabah lebih memilih duduk pada tangga sambil menunggu antrian. Sebab, tempat duduk di ruang tunggu sejak beberapa bulan lalu dihilangkan.
“Kasihan para nasabah, mereka harus berdiri sekian lama. Masih mendingan jika nasabah itu masih muda dan fisiknya masih kuat. Jika sudah tua, bisa dibayangkan betapa tersiksanya,” ujar Padin (47), salah seorang nasabah.
Kepala Cabang BJB Kab. Garut, Kuntoaji, ketika dikonfirmasi wartawan melalui telepon selulernya mengatakan, bahwa dihilangkannya kursi bagi para nasabah di ruang tunggu bukanlah merupakan hal yang baru. Sebab menurutnya kebijakan itu merupakan standar pelayanan di seluruh Kantor Bank BJB, tak terkecuali di BJB Kab Garut.
“Silahkan cek ke Bank BJB lain. Di manapun tidak ada kursi tunggu untuk nasabah di teller. Hal ini bertujuan supaya pelayanan bisa lebih cepat. Kebijakan ini merupakan standar pelayanan,” ujarnya.
Jika para nasabah menginginkan kembali dipasangnya kursi tunggu di area teller, Kuntoaji mengaku tidak bisa mengambil keputusan sesegera mungkin, sebab harus berkoordinasi dulu dengan Kantor Bank BJB pusat. Tetapi, meski tempat duduk di ruang tunggu pada bagian teller dihilangkan, pihaknya tetap mengutamakan nasabah pensiunan, para orangtua, dan wanita hamil dengan menyediakan kursi.
“Begitu pula pada saat jumlah nasabah membeludak, pelayanan kami tetap optimal. Kami selalu menyediakan kursi tambahan,” pungkas Kuntoaji. ***
www.GosipGarut-Online.com diterbitkan berdasarkan UU Pokok Pers tahun 1999 oleh Yayasan Media Aktualita Mandiri. Gosip Garut merupakan website berita dan informasi serta wahana penyalur aspirasi, informasi, dan kritik membangun tentang Garut.
Betapa tidak, dikatakan Dida, rasanya manajemen BJB Garut telah mengabaikan pelayanan terhadap nasabahnya. Salah satu sikap yang dianggap arogan itu, dibuktikan dengan menghilangkan tempat duduk yang ada di ruang tunggu. Akibatnya, para nasabah terpaksa harus berdiri pada saat menunggu antrean.
Dida juga menyesalkan terhadap menejemen BJB yang dinilainya kurang respon terhadap program pemerintah, dalam hal ini Pemkab Garut. Salah satunya dalam mengucurkan Kredit Usaha Kecil (KUR). Selain tidak adanya sosialisasi, BJB juga dinilainya menerapkan suku bunga yang cukup tinggi.
“Padahal Pemkab Garut merupakan salah satu investor yang menyimpan saham terbesar di BJB. Jika menejemen BJB tidak merubah kebijakannya, maka tidak tertutup kemungkinan bank milik pemerintah ini akan ditinggal pergi para nasabahnya,” kata Dida.
Dari pantauan di lapangan, diketahui banyak nasabah BJB Kab. Garut yang duduk pada tangga di depan pintu utama karena di dalam ruang tunggu tidak disediakan tempat duduk. Sementara, ruang tunggu tampak lengang. Di depan teller hanya dipasangi pita berwarna biru, tak ubahnya seperti police line. Sedangkan tempat duduk hanya dipasang pada ruang tunggu pada bagian costumer service dengan kapasitas yang kurang memadai.
Hal inilah yang membuat para nasabah lebih memilih duduk pada tangga sambil menunggu antrian. Sebab, tempat duduk di ruang tunggu sejak beberapa bulan lalu dihilangkan.
“Kasihan para nasabah, mereka harus berdiri sekian lama. Masih mendingan jika nasabah itu masih muda dan fisiknya masih kuat. Jika sudah tua, bisa dibayangkan betapa tersiksanya,” ujar Padin (47), salah seorang nasabah.
Kepala Cabang BJB Kab. Garut, Kuntoaji, ketika dikonfirmasi wartawan melalui telepon selulernya mengatakan, bahwa dihilangkannya kursi bagi para nasabah di ruang tunggu bukanlah merupakan hal yang baru. Sebab menurutnya kebijakan itu merupakan standar pelayanan di seluruh Kantor Bank BJB, tak terkecuali di BJB Kab Garut.
“Silahkan cek ke Bank BJB lain. Di manapun tidak ada kursi tunggu untuk nasabah di teller. Hal ini bertujuan supaya pelayanan bisa lebih cepat. Kebijakan ini merupakan standar pelayanan,” ujarnya.
Jika para nasabah menginginkan kembali dipasangnya kursi tunggu di area teller, Kuntoaji mengaku tidak bisa mengambil keputusan sesegera mungkin, sebab harus berkoordinasi dulu dengan Kantor Bank BJB pusat. Tetapi, meski tempat duduk di ruang tunggu pada bagian teller dihilangkan, pihaknya tetap mengutamakan nasabah pensiunan, para orangtua, dan wanita hamil dengan menyediakan kursi.
“Begitu pula pada saat jumlah nasabah membeludak, pelayanan kami tetap optimal. Kami selalu menyediakan kursi tambahan,” pungkas Kuntoaji. ***
www.GosipGarut-Online.com diterbitkan berdasarkan UU Pokok Pers tahun 1999 oleh Yayasan Media Aktualita Mandiri. Gosip Garut merupakan website berita dan informasi serta wahana penyalur aspirasi, informasi, dan kritik membangun tentang Garut.
screenshoot dari blog tersebut (khawatir jika blog itu sudah tidak aktif lagi atau posting/artikelnya dihapus pemilik blog)